Rabu, 10 Maret 2010

laporan anatomi pisces

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Ikan merupakan salah satu vertebrata air karena telah memiliki tulang belakang dan secara keseluruhan dimasukkan ke dalam kelompok filum Chordata superkelas Pisces (Helfman, 1997). Filum ini dibagi atas kelas Osteichthyes dan Chondricthyes. Osteichthyes merupakan kelas dari vertebrata yang paling kaya akan jumlah spesies. Berbagai spesies yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, misalnya ikan Kerapu tikus, ikan mas tombro dan ikan mujair. Kelompok ini merupakan vertebrata penghasil protein hewani yang telah digunakan manusia untuk memenuhi sumber makanannya serta sebagai hewan peliharaan (Helfman, 1997).
Anatomi berasal dari bahasa Yunani yang tersusun dari kata ana = susunan dan tome = memotong, sehingga anatomi merupakan studi tentang struktur hewan dengan jalan menyayat (Jasin, 1991). Pengetahuan tentang anatomi atau struktur hewan dapat membantu kita dalam mengenali berbagai organ yang terdapat dalam tubuh hewan tersebut. Anatomi berkaitan erat dengan beberapa studi lainnya yaitu morfologi dan fisiologi (Helfman, 1997).
Jenis ikan konsumsi air tawar seperti Cyprinus carpio sangat sesuai untuk bahan pangan. Jenis ikan yang dikonsumsi ini memiliki produktivitas tinggi sehingga jika dibudidayakan dengan baik memilki nilai ekonomis yang tinggi. Pengetahuan dan pemahaman yang terbatas menganai ikan ini menjadi salah satu penghambat dalam budidaya ikan Cyprinus carpio. Praktikum pengamatan eksternal dan internal ikan ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pengetahuan praktikan tentang mekanisme berbagai system dalam tubuh ikan.

1.2. Permasalahan
Permasalahan pada praktikum ini adalah:
1. Bagaiman hasil inspectio (pengamatan) bentuk eksternal pada Cyprinus carpio?
2. Bagaimana metode sectio atau pembedahan pada Cyprinus carpio?
3. Bagaimana bentuk, struktur dan fungsi berbagai system organ pada Cyprinus carpio?

1.3. Tujuan
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan agar praktikan mampu memahami bentuk, struktur dan fungsi serta susunan alat tubuh pada ikan Cyprinus carpio.

1.4. Manfaat
Manfaat diadakan praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui dan memahami bentuk dan struktur tubuh serta berbagai organ dalam ikan Cyprinus carpio dengan metode inspectio, serta dapat memberikan pengetahuan tentang ikan ini sehingga memudahkan dalam proses budidayanya.





























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Cyprinus carpio merupakan ikan air tawar bertulang belakang yang hidup di danau dan sungai-sungaiu di Cina dan Jepang. Cyprinus carpio termasuk anggota kelas Osteichthyes. Umumnya bentuk tubuh ikan ini langsing dan sisiknya berwarna keperakan. Terdapat sirip punggung tunggal yang terletak pada pertengahan badan dan suatu sirip ekor yang bercabang. Rahangnya tidak bergerigi tapi terdapat suatu pinggiran tanduk yang berfungsi sebagai alat penghisap. Di sudut mulut terdapat satu atau dua pasang misaim pendek. Ikan ini mengunyah makanan berupa serangga dan tumbuhan dengan sepasang gigi di tenggorokan yaitu gigi faring (Hickman, 2005).
Cyprinus carpio mempunyai tubuh yang langsing dan mempunyai beberapa kelenjar mukosa pada kulit yang dapat mengurangi kuatnya arus yang berlawanan ketika bergerak dalam air. Terdapat tiga bagian dalam tubuhnya, yaitu:
1. Caput (kepala)
Bagian caput atau kepala terdapat tulang operculum yang menutupi insang dan saluran besar. Bagian kepala terdiri dari 2 lubang hidung, 2 mata besar , mulut dan gigi. Tulang operculum menutupi insang pada setiap sisi kepala. Setiap operculum memiliki 4 insang. Operkulum melekat di bagian dorsal kepala. Namun terbuka pada bagian belakang (bagian lebih ventral) (Lytle, 2005).
2. Truncus (badan)
Sistem urogenital. Bagian vebtral terdapat anus dan lubang urogenbital. Sistem urogenital. Bagian vebtral terdapat anus dan lubang urogenital. Cyprinus carpio betina memiliki satu lubang urogenital, namun jantannya lubangnya terpisah antara lubang geniotal dengan lubang urinnya. Terdapat a siripnya bersinar / mengkilap dan dilapisi membrane yang licin. Sirip berfungsi menjaga kestabilan ikan dan mengatur pergerakannya. Pada setiap ikan, operkulumnya timbul lateral line yang merupakan system organ sensori khusus yang dapat mendeteksi getaran dan arus dalam air yang terdapat disepanjang belakang mata sampai ekor. Organ ini dapat membantu ikan dalam menghindari predator dan melewati rintangan dalam air (Lytle, 2005).


3. Caudal (ekor)
Bagian ini merupakan perpanjangan dari anus ke bagian posterior. Umumnya, bentuk ekor tidak simetris, dengan bagian dorsal yang panjang dan cuping vebntral kecil yang dipisahkan oleh takik. Bentuk ekornya homocercal, memiliki rongga yang sama dan muncul secara simetris (Kardong, 2002).
Kulit memproduksi sisik yang menutupi permukaan tubhnya. Setiap sisik dibentuk dalam kantung epidermis. Tumbuhnya terus-menerus selama ikan tersebut masih hidup dan tidak mengalami regenerasi apabila mengalami kerusakan atau hilang. Waktu pertumbuhannya bergantung pada simpanan material baru disekitar pinggir atau tepi insang, sehingga ilmuwan dapat mengetahui umur ikan tersebut dari lingkaran atau cincin pada sisik (Lytle, 2005)
Sisik pada ikan ini termasuk tipe teleost, yang tidak memiliki enamel, dentin dan lapisan pembuluh tulang, hanya memiliki berkas lamelarnya saja. Terdapat dua macam sisik teleost yang dikenali, yaitu cycloid dan ctenoid. Cycloid tersusun dari cincin konsentris atau circuli. Sedangkan sisik ctenoid dengan pinggiran yang keras sepanjang tepi posterior. Circuli yang baru, terletak dibawah., seperti lingkaran tahun pada pohon yang dapat dijadikan suatu bukti untuk melihat umur dari ikan yang akan diamati (Kardong, 2005).
Tipe sisik cycloid dan ctenoid banyak ditemukan pada ikan bertulang keras (Teleostei). Bagian antertior pada setiap sisik biasanya tertumpuk oleh bagian posterior dari sisik depan. Susunan ini menyebabkan ikan lebih fleksibel daripada ikan yang memiliki tipe sisik ganoid dan cosmoid. Sisik cycloid memiliki tepi posterior yang halus, namun tidak memiliki “ctenii”. Cycloid berasal dari kata “cycla” yang berarti lingkaran. Sisik cycloid dan ctenoid memiliki dua bagian utama, yaitu lapisan bertulang, yang terdiri dari kerangkan organic yang berisi dari kebanyakan kalsium dan garam serta lapisan serat yang lebih dalam yabg sebagian besar tersususn atas kolagen (Amonline, 2008).
Sirip, sisik dan beberapa tulang menunjukkan dermal eksoskeleton. Lokasi tulang aksial terdiri dari tulang tengkorak, columna vertebralis, tulang rusuk, dan sirip medial. Sedangkan tulang apendikular terdiri dari pengikat dada, sirip dada, dan bagian pelvic. Sistem kerangka. Bentuk tulang belakang pada Cyprinus carpio adalah silinder, pada bagian dorsal terdapat lengkung syaraf. Sisik, sirip ikan pari dan tulang dari tengkorak merupakan anggota dari dermal eksoskeleton, namun struktur pendukung utama tubuh terdiri dari tulang-tulang eksoskeleton. Axial eksoskeleton terdiri bdari tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk, dan sirip bagian tenga. Bagian caudal dari tulanbg belakang memiliki lengkung darah sentral yang dilewati arteri dan mensupport darah pada tulang punggung. Viseral skeleton dibentuk dari tulang rawan / kartilago dan kemudian berubah menjadi tulang keras yang mendukung sirip. Tubuh Cyprinus carpioterdiri dari tujuh pasang lengkiung visceral yang lengkung teratas berhubungan dengan tengkora, lengkung kedua untuk mendukung lidah dan keempat lengkung lainnya mendukung sirip. Sistem Otot. Otot tubuh pada Cyprinus carpio mengalami segmentasi (myotome). Kontraksi myotome dihasilkan akibat kelenturan bagian tubuh yang membantu berenang. Antar myotome dorsal dan ventral dipisahkan oleh septum septum transversum disebut otot epaksial dan segmen oto ventral ke septum transversum disebut otot hepaksial. Sistem sirkulasi. Cyprinus carpio memiliki dua ruang pada jantungya, yang tersusun dari dinding tipis pada atrium dan yang tebal pada vetrikel otot. Darah mengalir dari sinus venosum ke atrium dan dari atrium ke ventrikel otot. Kontaksi ventrikel otot memaksa darah masuk ke dalam conus arteriosus yang kecil dan keluar melaui ventral aorta pendek dan menuju ke insang melalui empat pasang brachial arteries yang berbeda. Sistem Syaraf. Sistem syaraf pada ikan bertulang terdiri dari dua bagian utama, yaitu system syaraf pusat (otak dan tulang belang) dan system syaraf tepi.(syaraf yang menghubungkan otak dan tulang belakang dengan bagian lain dari tubuh). Otak pada Cyprinus carpio dewasa terdiri dari lima bagian utama, yaitu telensephalon, diencephalon, mesencephalon, metencephalon,. Dan myelencephalon. Sistem pencernaan. Rongga peutorial terdiri dari lambung, hati dan organ pencernaan. Rongga peukardial terletak pada anterior ruang peutorial. Pada bagianm peritorium yang dipotong, dapat dilihat hati, bagian bawahnya terdapat esophagus, lambung, usus halus di bagian anterior usus bawahnya terdapat usus besar dan bagian akhir terdapat anus (Lytle, 2005).







BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Pengamatan Anatomi Eksternal dan Internal Pisces dilaksanakan pada 31 Maret 2008 pukul 13.30 – 15.30 WIB bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : sectio set dan papan bedah.
3.2.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah : ikan Cyprinus carpio (ikan karper) dan formalin 4 %.

3.3 Metode kerja
3.3.1.Inspectio
Ikan Cyprinus carpio yang masih segar ke dalam larutan formalin 4% dengan memegang bagian insangnya. Selanjutnya, ikan yang telah mati diangkat dari larutan formalin dan diletakkan pada papan bedah untuk diamati. Hasil pengamatan kemudian digambar dan diberi keterangan gambar
3.3.2 Sectio
Ikan Cyprinus carpio di pegang pada bagian dorsum (punggung), kemudian diseksi menggunakan gunting dari bagian anus sampai ventral apparatus opercularis. Selanjutnya, ikan diseksi kembali kea rah dorsalmulai dari ujung pangkal pemotongan longitudinal. Bagian dinding yang telah terbuka, dipegang dengan pinset dan kemudian digambar organ yang yang diamati serta ditentukan fungsinya masing-masing.
3.3.3. Pengamatan Systema
Sistem-sistem yang diamati pada praktikum kali ini adalah:
1. Sistem Digestorium (alat pencernaan)
Alat pencernaan yang dibedakan yaitu: Tractus digestivus (saluran pencernaan) dan Glandula digestoria (kelenjar pencernaan). Tractus digestivus terdiri dari cavum oris yang terdiri dari Lingua dan kelenjar mukosa; pharynk; esophagus (kerongkongan); vebtriculus (perut besar/ lambung); dan intestinum (usus). Sedangkan Glandula digestoria terdiri dari hepar (hati); vesica fellea (kantung empedu); dan pankreas.
2. Sistem Urogenital
Sistem urogenital dibagi menjadi dua yaitu organa genitalia dan organa uropoetica. Organa genitalia terdiri dari gonad (kelenjar kelamin) yang dibedakan menjadi jantan (testis), betina (ovarium) dan saluran keluar dari gonad yang sangat pendek. Sedangkan organa uropoetica terdiri dari mesonephros (ginjal) dan ductus mesonephridicus (ureter)
3. Sistem Respiratorium
Alat pernapasan pada ikan yang diamati adalah tutup insang (apparatus opercularis), serta bagianbagian insang yaitu arcus branchialis, hemibranchia dan holobranchialis.
4. Sistem Kardiovaskular
Sistem Kardiovaskular yang diamati pada praktikum ini adalah cor (jantung) serta bagian-bagiannya yaitu sinus venosus, atrium, ventrikel, dan bulbus arterious.
5. Skeleton
Sistem skeleton yang diamati dibedakan menjadi eksoskeleton dan endoskeleton. Eksoskeleton berupa sisik pada ikan. Sedangkan endoskeleton berupa columna vertebralis, dan vertebra bagian cranial, yaitucorpus, neurapophysis, arcus neuralis, spina neuralis, haemophysis, dan costa haemalis.
6. Systema Musculare
Sistem Musculare yang diamati adalah bagian-bagian yang disebut myomer, myocomata dan septum horizontale.
7. Systema Nervosum
Sistem Nervosum yang diamati adalah sistema nervosum centrale dan sistema nervosum periphericum. Sistema nervosum centrale terdiri dari encephalon dan medulla spinalis. Sedangkan sistema nervosum periphericum terdiri dari nervi craniales dan nervi spinales.







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Inspectio
4.1.1. Analisa Prosedur
Ikan Cyprinus carpio yang segar dimasukkan ke dalam larutan formalin 4% dengan memegang bagian insangnya. Insang dipegang agar tubuh ikan tidak bergerak-gerak. Formalin 4% yang digunakan merupakan salah satu metode untuk membunuh ikan tanpa merusak struktur eksternal dan internal ikan serta sebagai pengawet agar ikan tidak cepat busuk. Ikan yang telah mati diangkat dari larutan formalin dan diletakkan pada papan bedah untuk diamati. Hasil pengamatan kemudian digambar dan diberi keterangan gambar.
4.1.2. Analisa Hasil
Hasil pengamatan struktur ikan Cyprinus carpio bagian caput antara lain bentuk mulut, berbagai jenis operculum, fovea nasalis (hidung), organon visus (mata), dan membrana brachiostegal. Bentuk tubuh Cyprinus carpio streamline fasiform untuk pergerakan tubuhnya. Berdasarkan hasil pengamatan, bibir pada ikan disebut rostrum. Keadaan saat mulut membuka disebut rima oris, sedangkan ketika mulut terkatup disebut cavum oris. Ikan ini memiliki sepasang hidung diataa bibirnya yang disebut fovea nasalis. Mata pada ikan disebut organon visus yang terdiri dari 3 lapisan, yaitu selaput putih agak keruh yang disebut sklera, kornea dan bintik hitam yang disebut pupil. Operculum pada ikan, terlihat jelas dan dapat dibedakana berdasarkan letaknya yaitu os operculare (bagian terbesar dari operculum yang mengarah ke bagian dorsal); os suboperculare (bagian terbesar kedua dari operculum yang mengarah pada caudal / ekor); os praeoperculum (bagian operculum yang mengarah ke bagian cranial/ kepala); dan os interoperculare (bagian operculare yang paling kecil yang letaknya dibelakang os praeoprculare dan mengarah ke bagian ventral). Selain itu, di bawah os suboperculare terdapat bagian yang bergaris-garis horizontal yang disebut radii branchiostegal, serta membrana branchiostegal yang terletak pada tepi caudal operculum yang berupa selaput dengan garis-garis mngarah ke bagian ekor (horizontal).
Menurut Litle (2005), kepala terdiri dari dua lubang hidung, dua mata besar, dan mulut serta gigi. Mulut pada ikan terlihat langsung pada baian depan yang membagi kedua bagiannya sama besar. Terdapat tulang operkulum menutupi insan dan saluran besar. Tulang operkulum menutupi insang pada setiap sisi kepala. Setiap operkulum mempunyai 4 insang. Operkulum menempel pada kepala di bagian dorsal dan berfungsi untuk mengeluarkan air. Operkulum merupakan kartilago yang merupakan dari dua pompa yang digunakan untuk mengeluarkan udara pada insang. Setiap insang berbentuk V yang tersusun dari lamela primer (Kardong, 2005).
Bagian truncus (badan) Cyprinus carpio terdiri dari beberapa macam sirip, sisik, linea lateralis sampai anus. Sirip pada ikan terdiri dari spinna pektoralis adalah sirip yang terletak pada bagian dada tepat dibelakang membran branchiostegal; pinna dorsalis adalah sirip yang letaknya dipunggung (dorsal); pinna abdominalis yaitu sirip yang terletak pada bagian perut; dan pinna analis yaitu sirip yang letaknya tepat dibelakang anus serta pinna caudalis yang letaknya pada bagian caudal (ekor). Sisik pada Cyprinus carpio termasuk dalam tipe ctenoid.
Menurut Kardong (2005), tipe sisik dapat dibedakan menjadi sikloid, ganoid dan ctenoid. Sisik cycloid berbentuk bulat. Sisik ganoid berbentuk belah ketupat yang pada bagian permukaannya ditutupi oleh lapisan dentin, lapisan tersebut disebut ganoin. Sisik ini dapat mngalami reduksi dan berubah menjadi tulang. Sisik ctenoid yang berbentuk bulat agak lonjong, berduri kecil-kecil pada bagian anterior, sedang pada bagian posterior memecah diri menjadi beberapa bagian.
Linea lateralis memanjang horizontal sepanjang tubuh ikan yang berfungsi sebagai sensor ekologis. Linea lateralis merupakan sistem organ sensori khusus yang mendeteksi getaran di air yang muncul untuk membantu orientasi kan, menghindari rintangan di air, dan menghindari predator. Anus pada Cyprinus carpio merupakan lubang kecil didepan pinna analis yang berfungsi untuk lubang pengeluaran. Anus pada ikan betina merupakan lubang untuk 3 saluran pengeluaran yaitu lubang pengeluaran telur, urin, dan feses (Lytle, 2005).
Bagian caudal atau ekor merupakan bagian tubuh dari pangkal ekor hingga ujung ekor ikan. Tipe ekor pada hewan ini adalah homocercal, seperti pada ikan Teleostei lainnya. Terdapat 4 tipe ekor ikan, yaitu homocercal, heterocercal, dan diphycercal. Tipe homocercal adalah apabila columna vertebralis berakhir hingga ujung ekor, tapi agak membelah sedikit ke arah dorsal. Ujung ekor membagi diri menjadi dua bagian sirip yang sama. Tipe heterocercal adalah apabila columna vertebralis berakhir menjorok ke salah satu ujung ekor yang membagi diri menjadi dua bagian sirip kaudal yang tidak sama panjang. Contoh dari tipe ini adalah ikan hiu. Tipe diphicercal, columna vertebralis berakhir sampai ujung ekor dengan bentuk ujung ekor meruncing. Contoh ikan tipe ini adalah Bowfin Amia (Hickman, 2003).

Gambar 4.1. Anatomi Luar Cyprinus carpio (kentuckylake.com)











Gambar 4.2. Anatomi hasil pengamatan
Keterangan Gambar:











Gambar 4.3. Struktur mata ikan










Gambar 4.4 S truktur mata ikan (hasil pengamatan)


Gambar 4.5 Tipe sisik ctenoid ikan (amonline.net)







Gambar 4.6 Tipe sisik ctenoid ikan (hasil pengamatan)

Gambar 4.7. Tipe sisik ctenoid ikan (amonline.net)







Gambar 4.8. Tipe sisik ctenoid ikan (hasil pengamatan)

Gambar 4.9. Tipe sisik cycloid ikan (amonline.net)







Gambar 4.10. Tipe sisik cycloid ikan (hasil pengamatan)

Gambar 4.11. Tipe ekor ikan ((Lytle, 2005).








Gambar 4.12. Tipe ekor ikan (hasil pengamatan)
4.2. Sectio
4.2.1 Analisa prosedur
Ikan dipegang pada bagian dorsum dengan tujuan mempermudah dalam pemegangan dan saat melakukan sectio. Ikan diseksi dengan arah longitudinal mulai dari anus sampai ventral apparatus opercularis sebab bagian anus adalah bagian yang berlubang sehingga memudahkan praktikan menggunting tanpa harus merobek suatu bagian tertentu yang dapat mengakibatkan rusaknya organ dalam lainnya. Kemudian disecti sampai dorsal dimulai dari ujung pemotongan longitudinal. Bagian yang terbuka dipegang dengan pinset lalu digambar struktur serta ditentukan dengan fungsi sistem-sistem dalam tubuh ikan.
4.2.2 Analisa Hasil
Organ dalam pada hewan dapat dilihat dengan cara membedah, namun tidak merusak organ dan tubuhnya apabila menggunakan metode yang tepat. Metode yang digunakan disebut sectio. Setelah dilakukan sectio organ dalam ikan yang dapat diamati adalah sebagai berikut:
1. Sistema Respiratorium
Setelah operculum dibuka, terlihat insang berwarna merah. Insang terdiri atas bagian yang berwana putih dan melengkung disebut arcus branchialis, yang berfungsi sebagai pelekat insang pada tulang tengkorak, kemudian terlihat bentukan seperti sisir berwarna merah. Bentukan seperti sisir ini berpasangan (terdiri atas dua) ini disebut holobranchialis. Satu bagian dari holobranchialis disebut hemibranchialis. Sisir-sisir berwarna merah tempat terjadinya difusi oksigen dan karbondioksida disebut filamen.filamen ini terkait erat dengan kapiler darah yaitu pembuluh aferent dan pembuluh efferent (Kant, 2001). Pada kelas Selachei, seperti hiu, otot renang yang kuat, khususnya pada sirip kaudal (ekor), mendorong tubuhnya ke depan. Fungsi utama sirip dorsal adalah untuk menstabilkan tubuh, sedangkan sirip pektoral dan pelvis yang berpasangan memberikan daya angkat dalam air. Meskipun hiu mendapat daya angkat ekstra dengan menyimpan sejumlah besar minyak dalam hatinya yang besar, hewan ini masih tetap lebih pada t dibandingkan dengan air, dan akan tenggelam jika berhenti berenang (Campbell, )

2. Sistema Kardiovascular
Cyprinus carpio memiliki dua ruang pada jantungya, yang tersusun dari dinding tipis pada atrium dan yang tebal pada vetrikel otot. Darah mengalir dari sinus venosum ke atrium dan dari atrium ke ventrikel otot. Kontaksi ventrikel otot memaksa darah masuk ke dalam conus arteriosus yang kecil dan keluar melaui ventral aorta pendek dan menuju ke insang melalui empat pasang brachial arteries yang berbeda. Serambi (atrium)pada jantung berfungsi sebagai penerima darah dari seluruh tubuh dan satu bilik (ventrikel) yang berfungsi menyalurkan darah ke insang. Berdasarkan hasil pengamatan, warna Atrium terlihat lebih gelap, sedangkan ventrikel terlihat terang dan berdinding tebal. Tampak juga bagian yang disebut sinus venosus yang letaknya melekat pada atrium dan ventrikel. Warnanya jauh lebih muda dari keduanya dan berdinding tipis yang berfungsi sebagai penerima darah dari vena cardinalis anterior dan vena cadinalis posterior. Arteri aferent branchialis berfungsi mengalirkan darah ke insang membawa darah yang mengandung karbondioksida, sedangkan arteri efferent branchialis mengalirkan darah ke seluruh tubuh dengan membawa oksigen ke organ tubuh (Kant, 2001).

3. Sistema Digetorium
Sitem pencernaan pada ikan merupakan serangkaian jalur yang melalui berbagai organ yaitu dimulai dari mulut, pharink, esophagus, lambung, usus (intestin)dan anus. Pada pengamatan ketika praktikum, hanya terlihat bagian intestine atau usus yang terletak dibawah gonad dan berwarna coklat kehijauan. Bentuknya memanjang yang terlihat sebagai rangkaian saluran bulat yang panjang dan terjalin. Selain itu, dapat diamati bagian dari kelenjar pencernaan yaitu hepar (hati) ikan yang berbentuk kecil berwarna merah tua dan terletak dekat dengan jantung dan kantung empedu yang berwarna kehijauan dan berbentuk bulatan kecil. Fungsi kelenjar pencernaan ini adalah untuk membantu sistem-sistem pencernaan dalam mencerna makanan (Lytle, 2005).
4. Sistema Urogenitalia
Sistem urogenitale pada Cyprinus carpio yang berupa gonad lansung dapat dilihat untuk membedakan jenis kelamin ikan. Hal ini terbukti ketika pada saat praktikum. Warna gonad (ovary)ikan betina berwarna putih transparan seperti agar-agar, sedangkan pada ikan jantan berwarna putih keruh. Alat-alat kelamin pada ikan ini terdiri atas Ginjal ada dua pasang terletak di dorsal kantong renang dan ventral columna vertebralis. Filtrasi sampah nitrogen dalam archinepric atau wolffiant duct dari darah ke kantong urin. Dari kantong tersebut menuju urogenital sinus melalui urogenital pore (lubang). Menurut Lytle (2005), lubang pengeluaran pada ikan jantan dan betina berbeda. Pada jantan lubang urin dan lubang genitalnya terpisah. Sedangkan ada betina lubang ini tergabung.
5. Systema Nervosum
Sistem syaraf pada ikan bertulang terdiri dari dua bagian utama, yaitu system syaraf pusat (otak dan tulang belang) dan system syaraf tepi.(syaraf yang menghubungkan otak dan tulang belakang dengan bagian lain dari tubuh). Otak pada Cyprinus carpio dewasa terdiri dari lima bagian utama, yaitu telensephalon, diencephalon, mesencephalon, metencephalon,. Dan myelencephalon. Sistem syaraf pusat terdiri dari telencephalon: lobus olfactorius dan hemisphere. Diencephalon terdiri atas thalamus, hypothalamus, dan pineal pituitary. Mesencephalon terdiri dari Lobus optik. Metencephalon terdiri dari cerebellum dan myencephalon terdiri dari medula oblongata (Lytle, 2005). Indera yang tajam pada selachei seperti hiu, merupakan adaptasi yang seirama dengan gaya hidup hiu yang aktif sebagai karnivora. Hiu memiliki penglihatan yang tajam tetapi tidak dapat membedakan warna. Lubang-lubang pada hiu, seperti lubang hidung berpangkal buntu. Lubang hidung hanya berfungsi untuk penciuman dan bukan untuk bernafas. Kepala hiu juga memiliki sepasang daerah pada kulit yang dapat mendeteksi medan listrik yang dapat dibangkitkan oleh kontraksi otot hewan disekitarnya. Pada masing-masing sisi ikan hiu terdapat gurat sisi yang sensitive terhadap perubahan tekanan air disekitarnya(Hickman, 2003 ).


6. Systema Musculare
Otot tubuh pada Cyprinus carpio mengalami segmentasi (myotome). Kontraksi myotome dihasilkan akibat kelenturan bagian tubuh yang membantu berenang. Antar myotome dorsal dan ventral dipisahkan oleh septum septum transversum disebut otot epaksial dan segmen oto ventral ke septum transversum disebut otot hepaksial (Lytle, 2005).

7. Systema Skeleton
Hampir semua ikan bertulang keras memiliki endoskeleton dengan matriks kalsium fosfat yang keras. Kulitnya seringkali tertutupi dengan sisik pipih bertulang yang berbeda strukturnya dari sisik berbentuk gigi pada hiu. Kelenjar pada kulit ikan bertulang keras mensekresikan mukus yang memberikan hewan ini kulitnya menjdikannya lebih licin. Sama seperti hiu, ikan bertulang memiliki sistem guray sisi yang tampak jelas sekali sebagai barisan saluran kecil pada kulit di setiap sisi tubuh (Hickman, 2003 ).


Gambar 4.14. Anatomi dalam Cyprinus carpio(kentuckylake.com)





















Gambar 4.14. Anatomi dalam Cyprinus carpio(hasil pengamatan)


Gambar 4.15. Anatomi insang Cyprinus carpio(sci.sdsu.edu)










Gambar 4.15. Anatomi insang Cyprinus carpio(hasil pengamatan)


Gambar 4.15. Anatomi otak (kentuckylake.com)







Gambar 4.15. Anatomi otak (kentuckylake.com)

Gambar 4.16. Anatomi gonad (atas) dan otak (bawah) (Lytle, 2005)




















BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Cyprinus carpio sebagai ikan bertulang keras (Osteichthyes) mempunyai berbagai sistem dalam tubuhnya yang menunjang kehidupannya dengan berbagai bentuk dan struktur yang bervariasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengamatinya melalui metode sectio. Ikan ini berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, telah mewakili ikan ikan air tawar pada umumnya. Salah satu ciri yang membedakan antara jantan dan betina adalah warna gonad pada ikan ini yang sangat berbeda antara jantan dan betina. Gonad jantan berwarna putih keruh, sedangkan betina transparan seperi agar-agar. Dalam kehidupan sehari-hari, ikan ini sering dibudidayakan sebagai konsumsi pangan masyarakat sehingga bernilai ekonomis tinggi.

5.2. Saran
Dalam praktikum selanjutnya hendaknya ikan yang disiapkan untuk satu kelompok lebih dari satu. Jumlah kelompok yang banyak mengakibatkan tidak setiap praktikan dapat mencoba melakukan sectio pada ikan, sehingga praktek sectio kurang efektif.




















DAFTAR PUSTAKA

Amonline, 2008. Fish Anatomy. http://www.amonline.net.au/fishes. tanggal akses 30 Maret 2008.
Helfman, G.S., B.B. Collete., D.E. Facey. 1997. The Diversity of Fishes. Blackwell Science. Massachusetts. USA.
Hickman, C.P., L. S. Roberts dan A. Larson. 2003. Animal Diversity. McGraw-Hill Companies, Inc.: North America.
Jasin, M. 1991. Zoologi Invertebrata. Penerbit Sinar Wijaya: Surabaya.
Kant, G. C., R. K. Carr.2001. Comparative of the Anatomy Vertebrates Ninth Edition. Mc Graw Hill Companies Inc.,: New York
Kardong, K.V.2002. Vertebrates Comparative Anatomy, Function, Evolution. McGraw-Hill. Companies, Inc.: North America.
Kentuckylake. 2008. Fish Anatomy. http://www.kentuckylake.com/.../pics/Fish-Anatomy.jpg. tanggal akses 6 April 2008.
Lytle, C.F., J. R. Meyer. 2005. General Zoology. McGraw-Hill Companies. New York.
Sci. 2008. Scale Fishes. http://www.sci.sdsu.edu/classes.gif. tanggal akses 6 April 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar